Aku kasian pada orang tua

Aku kasian pada orang tua
Yang anaknya banyak, tapi tak satu pun yang mendoakannya
Gimana masih inget buat mendoakan orangtua kalu solat saja sudah lupa?

Aku kasian pada orang tua
Yang menganggap anak-anaknya cuma mesin uang
Atau seperti sapi perah
Yang dibesarkan, untuk kemudian dagingnya diambil, susunya diperah, pokoknya harus menghasilkan uang

Aku kasian pada orang tua
Akan kejahilan mereka, kebodohan yang tiada putus

Mengajarkan dosa, perbuatan keji, haram dan lain sebagainya

Hei… Kau lupa apa itu rasuah? Korupsi?
Mencari pekerjaan terbaik, mencari sekolah terbaik, dengan uang laknat untuk menyogok dan entah apalagi namanya

Aku kasian pada orang tua
Yang masa hidupnya susah lagi penuh derita
Sedangkan matinya, jauh dari mencium aroma surga

Kudoakan wahai kau orang tua…
Atas rasa kasihanku ini
Semoga ada…
Di antara anak-anakmu, yang walaupun tidak kau didik dengan baik, tapi mungkin lewat doamu yang mujarab itu, akan ada anak saleh/salehah yang mendoakanmu ketika tiada

Aku kasian pada orang tua

Saya tidak ingin menyerah sekarang

Sy share sedikit cerita nggak indahnya deh waktu jualan buku

Kalo akhirnya buku nggak sampai ke pembeli, alamatnya nggak ketemu Mamank Kurir, atau kurirnya nggak asyik (baca: nggak amanah), buku yang dikirim tiba-tiba jumlahnya berkurang di tangan pembeli, dll dll. Kejadian ini lebih dari sekedar 1-2 kali saja.

Uang pembeli ya sy refund, sekalipun kesalahan bukan ada di pihak sy dan harus menanggung rugi dll

Ngebetein, iya. Rugi, pasti. Saya belajar dari owner Radio Magno. Ketika ada cacat produksi dan barang yang dikirim tidak sesuai pesanan, asal ada bukti foto saja dari pelanggan. Pak Singgih akan mengirim barang pengganti tanpa barang lamanya harus dikembalikan. Gila juga kan. Padahal produknya harganya jutaan dan kebanyakan ekspor pula. #ngeri

Entrepreneurship menguji mental banget, tidak ada yang pernah benar-benar siap. Hanya karena menolak menyerah dan terus maju lah, seseorang akan berkembang.

Saya tidak ingin menyerah sekarang. 😀