Aku Bukan Pengemis Donasi

Im sorry, my man…

Aku merasa tersinggung. Sangat tersinggung. Kata-katamu itu negatif. Menafikkan apa yang sudah kami kerjakan. Aku memang orangnya emosian.

Kalau kamu berpikir caraku tidak elegan ya silahkan. Jika kamu pikir aku ini mengemis donasi ya monggo. Tapi aku tidak berpikir seperti itu. Kau keliru berat, Kawan.

Untuk wakaf quran yang kami eksekusi ini, aku merasa tidak mengemis donatur. Bahkan kamu tahu? Para donatur itu yang berterima kasih padaku.

Eksekusi dari hulu ke hilir ini memangnya mudah? Nggak. Keluar effort yang nggak sedikit. Kalau bukan karena aku “freeman”, butuh lebih besar lagi komitmen dan tanggung jawab untuk eksekusi kepedulian ini. Cari tpa penerima wakaf quran yang cocok, menggalang dana, koordinasi dengan tim, menulis (ini bagian paling berat), mengirim quran dan iqro, minta dokumentasi foto2 tpa sudah nerima quran, lalu laporan pertanggungjawaban ke donatur.

Mungkin kalau awalnya aku nggak punya usaha di buku-buku Islami dan mushaf quran, aku ogah join program wakaf quran ini. Bahkan aku pribadi tidak cukup “well educated” untuk jadi donatur atau pekerja sosial.

Segala hal yang serba kebetulan dan bagai jaring kusut ini terjahit dengan indah. Jadi bentuk karya kepedulian yang diharapkan terus berjalan secara berkelanjutan.

Gue nggak terobsesi bwt tebar seribu quran atau sejuta quran. Clearly.

Malah kalau ada program seperti itu aku nggak bisa atau merasa in related. Harapanku simpel aja, bisa bareng-bareng bikin amal sederhana secara berkelanjutan. Menyalurkan wakaf quran-iqro ke satu tpa setiap bulan aja aku udah senang banget.

Kawan, maaf kalau kau merasa aku memaksamu untuk ikut donasi wakaf quran ini. Aku janji itu tak kan terulang lagi. Aku pun mengganti fokus, bukan seberapa besar donasi untuk wakaf quran yang bisa kudapatkan dan kusalurkan. Tapi sederhana apakah aku bisa bertemu dengan orang-orang yang punya kepedulian yang sama, visi yang sama. Lalu kami bisa kolaborasi bareng-bareng memberi quran dan iqro untuk orang-orang yang membutuhkan.

Jadi kumaha maneh sebenarnya. Terserah dirimu. Aku takkan memaksa atau mengemis donasi untuk eksekusi wakaf quran ini. Kalau kamu mau bareng-bareng bikin amal sederhana secara berkelanjutan, melihat wajah anak-anak bahagia di sudut negeri ini menerima quran dan iqro yang baru, mari pegang tanganku dan kita jalan bersama.

***

Buat yang mau donasi untuk wakaf quran tahap ketiga ini bisa lewat kitabisa.com/sustainablewakaf atau whatsapp ke 0838.9198.2414 yaa

1 thought on “Aku Bukan Pengemis Donasi

  1. Pingback: Tulisan yang Penuh Emosi | agungdodo

Leave a comment