Monthly Archives: March 2023

Al-Qur’an dan Akhlak Anak Kita

Jam istirahat belumlah usai. Seorang siswa kelas 6 sengaja datang ke ruang Ustadz. Menghampiri gurunya, menawarkan membawakan meja dan karpet.

“Biar saya bawakan meja dan karpetnya, Ustadz!” tuturnya.

Di waktu yang lain, ketika melihat gurunya menggendong balita sekaligus membawa meja lipat dan karpet, seorang siswi kelas 5 tanpa diminta langsung membantu membawakan meja lipat & karpet itu.

Pengalaman terbaik hadir saat pembelajaran tahfiz di kelas 2. Setelah dua pekan pembelajaran di kelas, Jumat pagi kembali tahfiz berbasis kelompok. Sebelum gurunya hadir dan bahkan waktu KBM pun belum mulai, para siswa bahu membahu menghamparkan karpet dan menata meja lipat untuk pelajaran tahfiz.

Sungguh bahagia ketika pembelajaran tahfiz berdampak ke akhlak dan adab para siswanya. Anak ringan membantu tanpa disuruh, belajar memiliki inisiatif, dan memuliakan guru dengan sikap yang baik.

Teringat dengan nasehat seorang Ibu kepada anaknya.

“Nak, tuntutlah ilmu. Aku yang mencukupimu dengan tenunanku. Nak, jika kamu telah menulis sepuluh hadits, maka lihatlah jiwamu apakah ia bertambah takut, lembut dan wibawa. Jika kamu tidak melihat itu ketahuilah bahwa ia membahayakanmu dan tidak manfaat bagimu.”

Dari bimbingan Ibu yang luar biasa itulah lahir seorang pakar ilmu besar bidang hadits dan faqihnya Arab. Sufyan ats Tsauri rahimahullah.

Sungguh kebahagiaan tak terkira ketika anak lancar membaca ayat demi ayat Al-Qur’an. Bisa menyetorkan hafalan surat An-Naba sampai An-Nas sekali duduk. Juz demi juz dibaca dan dihafalkannya.

Tapi wahai Ayah, duhai Ibu, kita wajib cemas, kita harus takut. Jika hafalan anak-anak kita bertambah, tapi tak ada perubahan pada adab dan akhlaknya. Semakin lancar bacaan Al-Qur’an mereka, tapi salat lima waktu tak terjaga.

Sudah saatnya berdialog dengan anak-anak kita. Sampaikan kebahagiaan kita melihat mereka berjuang membaca dan menghafalkan Al-Qur’an. Tidak semata-mata berapa ayat, surat, atau juz yang mereka hafal.  

Nasihatkan kepada mereka begitu sengsaranya orang-orang yang menghafal Al-Qur’an tetapi hanya diniatkan untuk meraih dunia. Bukankah orang pertama yang merasakan api neraka adalah penghafal Al-Quran yang hanya mengharap pujian manusia? Ingin disebut Qari?

Temanggung, 5 Maret 2023

Referensi: website parentingnabawiyyah